Detail Cantuman

Image of Memang Jodoh

Text

Memang Jodoh



Seperti dalam novel Siti Nurbaya, dalam karya terakhirnya ini penulis kembali menggugat adat Padang dalam hal perjodohan terutama di kalangan kaum bangsawan. Namun kali ini bukan berdasarkan imajinasinya semata tetapi berdasarkan apa yang ia alami sendiri selama 50 tahun pernikahannya dengan istrinya, seorang gadis berdarah bangsawan Sunda.
Seperti dalam kehidupan aslinya dimana penulis adalah seorang keturunan bangsawan Padang maka dalam dalam novel inipun dikisahkan seorang pemuda keturunan bangsawan bernama Marah Hamli. Dikisahkan Hamli yang baru saja lulus dari Sekolah Rakjat di Bukittinggi. Awalnya ayahnya menginginkan Hamli melanjutkan studi-nya ke negeri Belanda namun kepergian Hamli ini tidak diizinkan oleh ibunya karena khawatir anak semata wayangnya terpikat oleh gadis barat karena sebenarnya Hamli sudah akan dijodohkan dengan gadis Padang yang sepadan dengan dirinya.
Gagal berangkat ke Belanda, Hamli merantau ke Bogor ditemani neneknya. Di sana ia melanjutkan studinya ke sekolah pertanian di Bogor. Sebelum berangkat Hamli menyadari bahwa dirinya menderita sakit 'pilu' yang menyebabkan dia selalu merasa galau dan rindu akan sesuatu yang tidak dimengertinya.
Tadinya Hamli berharap dengan merantau di Bogor maka penyakit pilunya akan sembuh. Namun ternyata Hamli tidak juga kunjung sembuh hingga akhirnya ia bertemu dengan Din Wati, gadis Priangan berdarah biru yang menawan hatinya dan menyembuhkan penyakit pilu-nya. Hamli sadar bahwa cintanya terhadap Din Wati akan mendapat tantangan dari keluarganya karena hal itu melanggar adat Padang yang tidak mengizinkan pernikahan beda suku.
Namun hal ini tidak menghalangi Hamli untuk menikah dengan gadis pujaannya. Dengan didukung oleh neneknya dan restu dari ayahnya, apalagi setelah diyakinkan dengan dua buah ramalan bahwa perjodohan mereka sudah ditakdirkan oleh Tuhan, Hamli nekad memutuskan untuk melanggar adat. Ia rela 'dibuang' oleh kaum keluarganya demi cintanya pada Din Wati.
Walau kelak Hamli menikah dengan Din Wati, keluarga-nya di Padang tidak menyerah. Demi kehormatan keluarga dan untuk mempertahankan adat Padang segala cara diupayakan keluarganya untuk meruntuhkan pernikahan Hamli dengan Din Wati mulai dari penggunaan ilmu hitam hingga memaksa Hamli untuk berpoligami, mengambil istri kedua yang berasal dari suku Padang dimana hal itu adalah sebuah kewajaran dan kehormatan bagi bangsawan Padang.
Begitu gencanya usaha yang dilakukan kaum keluarga Hamli di Padang untuk tetap menikahkannya dengan gadis Padang ditambah berbagai kesulitan dalam rumah tangga Hamli yang datang silih berganti membuat Hamli bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah ini akibat dari perbuatannya yang melanggar adat leluhurnya?
Sanggupkah Hamli tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak berpoligami dan mempertahankan pernikahannya dengan istri yang yang dicintainya?
Kisah semiautobiografi penulisini adalah salah satu karya klasik yang hampir hilang dari ranah sastra Indonesia. Siapa mengira bahwa sang sastrawan besar, Marah Rusli, menyimpan kisah cinta yang sedemikian menyentuh. Melalui buku ini, penulis sekali lagi mempersembahkan sebuah warisan berharga bagi dunia sastra Indonesia.



Ketersediaan

F0050813 MAR mRak Sastra (SAS 1 Level D)Tersedia
F0051813 MAR mRak Sastra (SAS 1 Level D)Tersedia
F0052813 MAR mRak Sastra (SAS 1 Level D)Tersedia
F0053813 MAR mRak Sastra (SAS 1 Level D)Tersedia

Informasi Detil

Penerbit Qanita : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
544 halaman : 20,5 cm
Bahasa
Indonesia
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain





Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetil XMLKutip ini


Perpustakaan Khazanah Analitika

Chemistry of Literation Lover
Towards the best vocational chemistry school in Indonesia.
Lanjutkan Membaca